Sabtu, 21 November 2015

Berpolitik? Mengapa Tidak?

Berpolitik? Mengapa Tidak?

Ilmu politik merupakan ilmu yang dianggap paling tua di antara cabang-cabang ilmu sosial lainnya. Ilmu politik memberikan banyak sekali pengaruh terhadap manusia di seluruh dunia. Dengan adanya ilmu politik, kini banyak sekali masyarakat dunia yang tertarik untuk terjun di dalamnya. Politik sendiri sebenarnya merupakan wadah bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi atau pendapat mereka mengenai sistem pemerintahan yang ada atau pun berpendapat tentang yang lainnya. Begitu banyak sistem politik yang ada di dunia. Cara mereka berpolitik pun tentunya berbeda-beda. Politik tidak harus berada di gedung besar, megah, nan mewah dengan memakai kemeja, jas, dan berdasi. Politik tidak harus berasal dari kalangan elite masyarakat. Tidak perlu menunggu gelar sarjana atau pun gelar lainnya untuk memulai berpolitik. Berpolitik dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Namun, banyak sekali yang beranggapan bahwa untuk terjun di dunia politik, perlu adanya pemahaman yang mendalam mengenai ilmu politik sendiri.
Bagaimana strategi-strategi yang terjadi di dalamnya, dan masih banyak hal lain lagi yang perlu dipelajari menurut mereka. Pernyataan tersebut memang benar adanya. Namun, sekali lagi. Untuk dapat mempelajari dan memahami tentang ilmu politik atau politik itu sendiri tidak harus menunggu gelar sarjana. Semua orang bisa berpolitik. Bahkan, para pemuda yang ingin menyampaikan aspirasi mereka pun dapat dengan bebas menyampaikannya. Karena memang, hak kita sebagai manusia salah satunya adalah hak untuk berpendapat di muka umum. Namun, tentunya untuk berpendapat atau beraspirasi tidak semudah dan sebebas yang dipikirkan. Walau bebas, tetap saja harus memperhatikan etika dan sopan santun yang telah ditetapkan oleh negara masing-masing, khususnya Indonesia. Saya sendiri pernah menjumpai adanya beberapa lapisan pemuda yang menyampaikan aspirasi atau pendapat mereka dengan cara yang salah. Mereka seringkali mengaitkan penyampaian aspirasi atau pendapat dengan demo. Padahal, kini demo bukan lagi demo. Apa maksudnya? Ya, karena sebenarnya demo adalah suatu masa di mana kita sebagai masyarakat dapat menyampaikan aspirasi kita atau pendapat kita dengan baik dan benar. Namun apa yang terjadi di masa sekarang ini? Banyak sekali masyarakat yang melakukan demo dengan cara yang salah, seperti membakar ban secara besar-besaran, menghadang atau memboikot jalan, mencaci maki orang lain, bahkan hingga merusak fasilitas umum dan menganggu kenyamanan warga sekitar. Bagaimana tidak keliru dengan demo seperti ini? Banyak sekali dampak yang ditimbulkan dari aksi berbahaya mereka. Asap dari pembakaran ban yang dapat menyebabkan polusi dan juga kemacetan yang tak berujung dikarenakan aksi pemboikotan jalan oleh masyarakat peserta demo. Hal inilah yang menjadikan beberapa masyarakat lain mengatakan bahwa berpolitik adalah hal yang sangat berbahaya. Namun sebenarnya, jika dipikirkan lagi, manfaat dari berpolitik itu sendiri akan sangat terasa jika dilakukan dengan sistematika yang baik dan benar. Menurut saya, berpolitik merupakan awal pergerakan yang dapat kita lakukan sebagai masyarakat untuk melakukan perubahan yang lebih baik di negara kita. Namun, memang akhir-akhir ini sering sekali terjadi hal-hal yang kurang menyenangkan di lingkup politik Indonesia, seperti mulai bermunculan kasus korupsi dari kalangan pejabat negara yang seharusnya dapat menjadi teladan bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Tapi hal ini sepertinya sudah mulai diabaikan oleh para pejabat negara tersebut sehingga perilaku merekalah yang dapat mencoreng nama baik politik di mata masyarakat, terutama para pemuda yang ingin berkecimpung di dunia politik saat ini. Dengan adanya peristiwa tersebut, kita baiknya sebagai masyarakat yang memiliki peran penting dalam perjalanan politik dapat memilih dan memilah dampak yang ditimbulkan dari adanya politik dan berpolitik. Sehingga, dalam berpolitik nantinya hal yang sama tidak akan terulang kembali. Setiap masyarakat di suatu negara, khususnya Indonesia memiliki hak untuk berpolitik.

Mereka yang ingin benar-benar terjun di dunia politik harus mempersiapkan dengan matang apa yang akan disampaikan kelak. Politik memang identik dengan partai politik yang terkenal merajai kursi-kursi parlemen Indonesia. Tidak sedikit pejabat partai politik yang dapat menikmati hangatnya kursi parlemen dengan jalan yang tidak lazim. Hal ini sungguh sangat disayangkan, melihat banyaknya masyarakat yang antusias dengan politik, atau bahkan dengan partai politik. Setiap orang memiliki partai jagoan mereka masing-masing. Banyak sekali tangan-tangan nakal yang memberikan sedikit imbalan bagi masyarakat menengah ke bawah jika mereka bersedia memilih para pejabat partai politik maupun partai politik itu sendiri untuk memenangkan jajaran kursi parlemen di Indonesia. Namun tentunya hal ini sungguh tidak wajar dan tidak dapat diterima. Dari sekian banyak cara yang lebih baik untuk menempati posisi yang menjadi idaman banyak orang ini, mengapa harus dengan cara yang ‘kotor’? Saya rasa, demokrasi dalam berpolitik tidak dapat dibeli dengan uang walau itu sepeser pun. Maka dari itu, kebebasan dalam berpolitik dan kesempatan dalam berpolitik hendaknya digunakan dengan bijaksana sehingga dampak yang ditimbulkan dari politik ini benar-benar menjadi manfaat untuk masyarakat Indonesia sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar