Berpolitik? Mengapa Tidak?
Ilmu
politik merupakan ilmu yang dianggap paling tua di antara cabang-cabang ilmu
sosial lainnya. Ilmu politik memberikan banyak sekali pengaruh terhadap manusia
di seluruh dunia. Dengan adanya ilmu politik, kini banyak sekali masyarakat
dunia yang tertarik untuk terjun di dalamnya. Politik sendiri sebenarnya
merupakan wadah bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi atau pendapat
mereka mengenai sistem pemerintahan yang ada atau pun berpendapat tentang yang
lainnya. Begitu banyak sistem politik yang ada di dunia. Cara mereka berpolitik
pun tentunya berbeda-beda. Politik tidak harus berada di gedung besar, megah,
nan mewah dengan memakai kemeja, jas, dan berdasi. Politik tidak harus berasal
dari kalangan elite masyarakat. Tidak perlu menunggu gelar sarjana atau pun
gelar lainnya untuk memulai berpolitik. Berpolitik dapat dilakukan di mana saja
dan kapan saja. Namun, banyak sekali yang beranggapan bahwa untuk terjun di
dunia politik, perlu adanya pemahaman yang mendalam mengenai ilmu politik
sendiri.
Bagaimana
strategi-strategi yang terjadi di dalamnya, dan masih banyak hal lain lagi yang
perlu dipelajari menurut mereka. Pernyataan tersebut memang benar adanya.
Namun, sekali lagi. Untuk dapat mempelajari dan memahami tentang ilmu politik
atau politik itu sendiri tidak harus menunggu gelar sarjana. Semua orang bisa
berpolitik. Bahkan, para pemuda yang ingin menyampaikan aspirasi mereka pun
dapat dengan bebas menyampaikannya. Karena memang, hak kita sebagai manusia
salah satunya adalah hak untuk berpendapat di muka umum. Namun, tentunya untuk
berpendapat atau beraspirasi tidak semudah dan sebebas yang dipikirkan. Walau
bebas, tetap saja harus memperhatikan etika dan sopan santun yang telah
ditetapkan oleh negara masing-masing, khususnya Indonesia. Saya sendiri pernah
menjumpai adanya beberapa lapisan pemuda yang menyampaikan aspirasi atau
pendapat mereka dengan cara yang salah. Mereka seringkali mengaitkan
penyampaian aspirasi atau pendapat dengan demo. Padahal, kini demo bukan lagi demo.
Apa maksudnya? Ya, karena sebenarnya demo adalah suatu masa di mana kita
sebagai masyarakat dapat menyampaikan aspirasi kita atau pendapat kita dengan
baik dan benar. Namun apa yang terjadi di masa sekarang ini? Banyak sekali
masyarakat yang melakukan demo dengan cara yang salah, seperti membakar ban
secara besar-besaran, menghadang atau memboikot jalan, mencaci maki orang lain,
bahkan hingga merusak fasilitas umum dan menganggu kenyamanan warga sekitar.
Bagaimana tidak keliru dengan demo seperti ini? Banyak sekali dampak yang
ditimbulkan dari aksi berbahaya mereka. Asap dari pembakaran ban yang dapat
menyebabkan polusi dan juga kemacetan yang tak berujung dikarenakan aksi
pemboikotan jalan oleh masyarakat peserta demo. Hal inilah yang menjadikan
beberapa masyarakat lain mengatakan bahwa berpolitik adalah hal yang sangat
berbahaya. Namun sebenarnya, jika dipikirkan lagi, manfaat dari berpolitik itu
sendiri akan sangat terasa jika dilakukan dengan sistematika yang baik dan
benar. Menurut saya, berpolitik merupakan awal pergerakan yang dapat kita
lakukan sebagai masyarakat untuk melakukan perubahan yang lebih baik di negara
kita. Namun, memang akhir-akhir ini sering sekali terjadi hal-hal yang kurang
menyenangkan di lingkup politik Indonesia, seperti mulai bermunculan kasus
korupsi dari kalangan pejabat negara yang seharusnya dapat menjadi teladan bagi
seluruh masyarakat di Indonesia. Tapi hal ini sepertinya sudah mulai diabaikan
oleh para pejabat negara tersebut sehingga perilaku merekalah yang dapat mencoreng
nama baik politik di mata masyarakat, terutama para pemuda yang ingin
berkecimpung di dunia politik saat ini. Dengan adanya peristiwa tersebut, kita
baiknya sebagai masyarakat yang memiliki peran penting dalam perjalanan politik
dapat memilih dan memilah dampak yang ditimbulkan dari adanya politik dan
berpolitik. Sehingga, dalam berpolitik nantinya hal yang sama tidak akan
terulang kembali. Setiap masyarakat di suatu negara, khususnya Indonesia
memiliki hak untuk berpolitik.
Mereka
yang ingin benar-benar terjun di dunia politik harus mempersiapkan dengan
matang apa yang akan disampaikan kelak. Politik memang identik dengan partai
politik yang terkenal merajai kursi-kursi parlemen Indonesia. Tidak sedikit
pejabat partai politik yang dapat menikmati hangatnya kursi parlemen dengan
jalan yang tidak lazim. Hal ini sungguh sangat disayangkan, melihat banyaknya
masyarakat yang antusias dengan politik, atau bahkan dengan partai politik.
Setiap orang memiliki partai jagoan mereka masing-masing. Banyak sekali tangan-tangan
nakal yang memberikan sedikit imbalan bagi masyarakat menengah ke bawah jika
mereka bersedia memilih para pejabat partai politik maupun partai politik itu
sendiri untuk memenangkan jajaran kursi parlemen di Indonesia. Namun tentunya
hal ini sungguh tidak wajar dan tidak dapat diterima. Dari sekian banyak cara
yang lebih baik untuk menempati posisi yang menjadi idaman banyak orang ini,
mengapa harus dengan cara yang ‘kotor’? Saya rasa, demokrasi dalam berpolitik
tidak dapat dibeli dengan uang walau itu sepeser pun. Maka dari itu, kebebasan
dalam berpolitik dan kesempatan dalam berpolitik hendaknya digunakan dengan
bijaksana sehingga dampak yang ditimbulkan dari politik ini benar-benar menjadi
manfaat untuk masyarakat Indonesia sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar